Friday, July 01, 2011

Thanks For The Real Science Of Sincerity (year 5)

29 Juni 2011

Tepat 5 tahun saya hanya tinggal berdua dengan ibu. Iya, hanya kami berdua. Berasa speechless banget kalo ngebahas tanggal dan bulan yang satu ini. Tapi, kali ini saya pengen berbagi dengan semua tentang rasa yang satu ini. Sedih? Iya. Kenapa selalu pengen nginget padahal bikin sedih? Ini bukan masalah sedih aja tapi, ini berasa kalo saya secara pribadi mengalami perubahan fase yang sangat besar di dalam hidup saya. Saya belajar untuk ikhlas J.

Awalnya saya sama sekali ngga pernah ngebayangin kalau bapak saya bakal ninggalin saya dalam waktu yang secepat itu. Apalagi, kita baru kumpul bareng selama 5 tahun di rumah kami tercinta. Apalagi beliau meninggalkan kami secara mendadak.

Disini, saya ngga pengen cerita bagaimana kronologi cerita itu. Mungkin, kalo ada yang request lain kali yaa saya share disini J. Hahahaha ngarep banget sayanya :P.

Kali ini saya pengen berbagi tentang apa yang saya rasakan di setiap 29 Juni ini.

Mungkin dari beberapa orang menganggap bahwa tanggal 29 Juni adalah hari special yang membawa kebahagian buat mereka. Ada yang berulang tahun, ada yang memperingati hari jadi atau apapun itu. Hingga kejadian 5 tahun lalu, saya merasa bahwa 29 Juni memang bukan hari untuk mengingat sesuatu yang bener-bener nyenengin tapi, hari dimana saya belajar buat fase pendewasaan yang lebih terutama belajar buat ikhlas. Kalo ada yang bilang bahwa semua yang ada di dunia ini adalah titipan. Iya. Bener banget. Sebagai manusia, normal banget kalo kadang-kadang sesuatu yang kita miliki (titipan), kita ngerasa ngga bisa buat ngelepasinnya untuk diberikan kepada yang lain atau untuk dikembalikan kepada yang udah ngasih ke kita (Allah SWT) apalagi kalau ini masalah jiwa. Iya, kita ngga akan mungkin dapet penggantinya yang sama persis bahkan ada juga yang udah menjudge kalau kita ngga akan pernah buat cari penggantinya. Dan saya juga melakukan itu.

Okay. Di setiap 29 Juni saya selalu berusaha buat menutup mata dan nginget apa yang terjadi 5 tahun lalu. Saya mengingat setiap detik yang terjadi saat itu. Ini bukan masalah pengen nyiksa diri sendiri dengan mengingat rasa sakit dan sedih aja. Tapi, ada rasa gila yang ada dalam hati saya ketika saya mengingat hal itu. Di setiap tahun, saya selalu merasa bahwa bapak baru saja meninggalkan saya. Bukan dari 5 tahun yang lalu. Bukan dari 4, 3, 2 dan 1 tahun yang lalu. Tapi, dia beru saja meninggalkan saya. Selama ini dia tetap ada di dekat saya. Iya, dalam pikiran saya dan dalam hati saya. Ini mengingatkan saya buat belajar untuk ikhlas. Lebih ikhlas. Di awal kepergiannya, adalah masa tersulit untuk mengucapkan “saya ikhlas melepaskan kamu pergi sekarang dan selamanya”. Saya berusaha dengan sangat keras untuk itu. Saya melatih hati saya untuk bisa lebih tegar dan ikhlas meskipun hingga detik ini belum sepenuhnya. Just do it all the time J. Menganggap bahwa hal terburuk itu belum tergantikan dan saya mampu bertahan untuk itu.


Dad, I miss u so

Thanks for teach me how to be a sincere person :’)


Sincerely lots of love

~ Tara Anindita ~